Teknologi di bidang keamanan sudah sangat berkembang. Hal tersebut tentunya harus terus dikembangkan lagi karena teknologi untuk pembobolan juga sudah marak berkembang. Agar mendapat keamanan maksimal misalnya pada suatu akun, pengguna harus membuat kata sandi yang cukup rumit agar tidak dapat dibobol oleh penjahat cyber. Namun apabila kata sandi yang kita buat terlalu rumit, terkadang kita sendiri sering lupa dan tidak dapat masuk ke akun tersebut. Nah, kali ini ada sebuah teknologi keamanan yang kiranya dapat menjamin keamanan dan privasi kita di dunia digital tanpa harus membuat kata sandi yang ribet. Mungkin kalian sudah mengenalinya ya. Yap, teknologi tersebut ialah Face Recognition atau Pengenal Wajah. Terus, gimana cara kerja Face Recognition dan gimana kalo ada orang yang wajahnya mirip kayak kita dan dia dapat menggunakannya untuk membobol akun dan privasi kita? Pelan-pelan dulu yak, kita bahas dari awal terlebih dahulu, Oke!
Apa Itu Face Recognition?
Face Recognition atau Pengenal Wajah merupakan teknologi terpercaya dalam menjaga keamanan data dan privasi individu. Face Recognition bekerja dengan cara memindai serta mengidentifikasi identitas seseorang dengan menggunakan tampang wajah. Apabila ada orang lain yang ingin mengakses data kamu maka dia tidak akan dapat masuk karena tidak terdaftar dalam orang-orang yang memiliki akses. Jadi, selain wajah kamu yang tertampak oleh scanner dari face recognition, maka mereka tidak memiliki akses masuk.
image from unsplash |
Umumnya, face recognition ini dapat kita temukan pada sistem keamanan yang canggih pada suatu instansi. Selain itu, di negara Singapura sudah menerapkan teknologi face recognition ini untuk verifikasi ID atau KTP. Ada lagi penggunaan teknologi face recognition tersebut oleh pihak kepolisian untuk menangkap napi yang kabur. Ditambah lagi, face recognition telah digunakan secara massal pada tahun 2001 saat acara Super Bowl 2001 sedang berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan dan apabila terjadi, maka pelaku sebenarnya dapat dengan mudah ditemukan. Tak perlu jauh-jauh, di smartphone hari ini juga sudah terdapat fitur kunci dengan wajah. Ini juga merupakan penerapan teknologi face recognition.
Bagaimana Cara Kerja Face Recognition?
Sebenarnya, cara kerja face recognition sangat sederhana. Cukup dengan membiarkan scanner yang dilengkapi dengan teknologi face recognition memindai wajah kita. Lalu, setelah pemindaian selesai face recognition akan memproses dan menyimpan rekaman data dari bentuk mata, rahang, bibir, mulut, hidung, ukuran wajah secara mendetail. Data rekaman tersebut akan disimpan di server khusus yang dimiliki oleh pemilik teknologi tersebut.
Setelah itu, apabila kita ingin mengakses suatu tempat atau hal yang memerlukan autentikasi pengenalan wajah, kita dapat membiarkan scanner tersebut memindai wajah kita. Nantinya, face recognitor akan mengidentifikasi siapa kita dan apabila berhasil cocok dengan data yang terekam sebelumnya atau orang-orang yang diberikan izin akses, maka kita berhasil mendapat akses menuju tujuan kita. Apabila wajah yang dipindai tidak terdata, maka tidak akan mendapatkan akses alias ditolak.
Bagaimana Kalau Ada Yang Berhasil Membobol Face Recognition Kita?
image from pexels |
Sejauh ini, para ahli juga mengkhawatirkan tingkat keamanan penggunaan teknologi face recognition tersebut. Pasalnya, data-data wajah yang tersimpan bisa saja dimiliki oleh orang lain apabila ada oknum yang bertindak nakal dengan menjual data-data tersebut ke pihak lain sehingga menimbulkan kerugian. Hal tersebut tentunya akan membuat privasi dan data crucial kita menjadi vulnerable. Selain kekhawatiran diatas, terdapat kekhawatiran baru walau penjahat tidak mendapatkan data wajah kita tetapi bisa saja mereka berhasil memotret wajah kita dan membuat topeng 3D berbahan silikon yang meniru persis wajah kita. Hal tersebut tentunya akan sangat berbahaya kan?
Untungnya, sudah ada perusahaan yang memperhatikan kendala tersebut, yakni Apple. Sekarang ini, Apple sedang memperbarui algoritma dari teknologi face recognition milik mereka. Pembaruan tersebut meliputi pengembangan AI dari teknologi face recognition untuk membaca ekspresi seseorang. Jadi, apabila penggunanya sedang tak sadarkan diri, tertidur, atau terlihat kaku seperti topeng, maka face recognition akan menolak aksesnya. Hal tersebut tentunya diharapkan akan meminimalisir kerentanan teknologi face recognition. Dan pastinya, data serta privasi kita akan lebih terjamin keamanannya.
Comments
Post a Comment