Beralih ke dunia cyber, dimana kita sering berjelajah diantara internet-internet, terdapat berbagai ancaman yang mendekat. Salah satunya adalah ancaman terhadap pembobolan server. Ancaman ini sebenarnya bertujuan untuk mendapatkan akses kredensial terhadap superuser suatu server, namun dapat pula membuat server menjadi sangat lemah karena serangannya yang terbilang "brutal". Yap, jenis serangan tersebut ialah Brute-Force. Oke, agar lebih kenal dengan Brute-Force ini, mari kita simak bersama!
Apa Itu Brute-Forcing?
Serangan brute-force adalah metode peretasan yang menggunakan coba-coba untuk memecahkan kata sandi, kredensial login, dan kunci enkripsi. Ini adalah taktik sederhana namun andal untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun individu dan sistem serta jaringan organisasi. Peretas mencoba beberapa nama pengguna dan kata sandi, sering kali menggunakan komputer untuk menguji berbagai kombinasi, sampai mereka menemukan informasi kredensial yang benar.
Nama "brute-force" berasal dari penyerang yang menggunakan upaya paksa yang berlebihan untuk mendapatkan akses ke akun pengguna. Meskipun merupakan metode serangan siber lama, serangan brute-force dicoba dan diuji dan tetap menjadi taktik yang populer di kalangan para hacker.
Apa Tujuan Hacker Melakukan Brute-Forcing?
Sebenarnya, metode brute-force membutuhkan banyak kesabaran karena mungkin perlu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun bagi penyerang untuk berhasil memecahkan kata sandi atau kunci enkripsi. Namun, potensi rewards-nya sangat besar.
1. Eksploitasi Iklan atau Data Aktivitas
Seorang peretas dapat meluncurkan serangan brute force di situs web atau beberapa situs web untuk mendapatkan keuntungan finansial dari komisi iklan. Metode umum meliputi:
- Menempatkan iklan spam di situs web populer, yang memungkinkan penyerang mendapatkan uang setiap kali iklan diklik atau dilihat oleh pengunjung.
- Mengubah rute lalu lintas dari situs web yang sah ke situs iklan yang ditugaskan secara ilegal.
- Menginfeksi situs web dan pengunjung situs dengan malware, seperti spyware, yang melacak aktivitas. Data yang dikumpulkan kemudian dijual kepada pengiklan tanpa persetujuan pengguna.
2. Mencuri Data Sensitif
Meretas akun pribadi pengguna dapat memberikan harta karun berupa data, mulai dari perincian keuangan dan rekening bank hingga informasi medis rahasia. Akses ke akun memungkinkan penyerang untuk memalsukan identitas seseorang, mencuri uang mereka, menjual kredensial mereka kepada pihak ketiga, atau menggunakan informasi tersebut untuk meluncurkan serangan yang lebih luas.
Data pribadi dan kredensial login juga dapat dicuri melalui pelanggaran data perusahaan yang membuat penyerang mendapatkan akses ke database sensitif organisasi.
3. Menyebarkan Malware
Serangan brute-force seringkali tidak bersifat pribadi. Seorang peretas mungkin hanya ingin membuat kekacauan dan memamerkan keterampilan jahat mereka. Mereka mungkin melakukan ini dengan menyebarkan malware melalui email atau pesan Short Message Service (SMS), menyembunyikan malware di dalam situs web palsu yang dirancang agar terlihat seperti situs yang sah, atau mengarahkan pengunjung situs web ke situs berbahaya.
Dengan menginfeksi komputer pengguna dengan malware, penyerang kemudian dapat masuk ke sistem dan jaringan yang terhubung dan meluncurkan serangan siber yang lebih luas terhadap organisasi.
4. Membajak Sistem
Serangan brute force dapat berperan dalam pelaku jahat meluncurkan serangan yang lebih luas menggunakan beberapa perangkat, yang disebut botnet. Ini biasanya merupakan Distributed Denial-of-Services (DDoS) yang bertujuan untuk mengalahkan pertahanan dan sistem keamanan target.
5. Merusak Reputasi Perusahaan atau Website Yang Menjadi Korban
Serangan brute force sering diluncurkan dalam upaya untuk mencuri data dari suatu organisasi, yang tidak hanya merugikan mereka secara finansial tetapi juga menyebabkan kerusakan reputasi yang besar. Situs web juga dapat menjadi sasaran serangan yang menyerang mereka dengan teks dan gambar yang tidak senonoh atau menyinggung, sehingga merendahkan reputasi mereka, yang dapat menyebabkan mereka dihapus.
image sources from pexels
content sources from fortinet
Comments
Post a Comment