Sebelumnya kita telah mengenali tentang apa itu brute-forcing dan tujuannya. Sekarang, kita akan lanjut mengetahui apa saja tipe-tipe serangan brute-force itu dan bagaimana cara pencegahannya agar kita tidak mengalami dampak-dampaknya. So, langsung saja kita simak bersama!
Tipe-Tipe Serangan Brute Force
Ada berbagai jenis metode serangan brute force yang memungkinkan penyerang mendapatkan akses tidak sah dan mencuri data pengguna.
1. Simple Brute-Forcing
Serangan brute force sederhana terjadi ketika peretas mencoba menebak kredensial login pengguna secara manual tanpa menggunakan perangkat lunak apa pun. Ini biasanya melalui kombinasi kata sandi standar atau kode PIN.
2. Dictionary Attacks
Serangan ini sederhana karena banyak orang masih menggunakan kata sandi yang lemah, seperti "password123" atau "1234", atau mempraktikkan etiket kata sandi yang buruk, seperti menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa situs web. Kata sandi juga dapat ditebak oleh peretas yang melakukan pekerjaan pengintaian minimal untuk memecahkan kata sandi potensial seseorang, seperti nama tim olahraga favorit mereka.
Nama "dictionary attack" berasal dari peretas yang menelusuri kamus dan mengubah kata dengan karakter dan angka khusus. Jenis serangan ini biasanya memakan waktu dan memiliki peluang keberhasilan yang rendah dibandingkan dengan metode serangan yang lebih baru dan lebih efektif.
3. Hybrid Brute-Forcing
Serangan brute force hybrid adalah ketika seorang peretas menggabungkan metode serangan kamus dengan serangan brute force sederhana. Ini dimulai dengan peretas mengetahui nama pengguna, kemudian melakukan serangan kamus dan metode brute force sederhana untuk menemukan kombinasi login akun.
Penyerang memulai dengan daftar kata-kata potensial, kemudian bereksperimen dengan kombinasi karakter, huruf, dan angka untuk menemukan kata sandi yang benar. Pendekatan ini memungkinkan peretas menemukan kata sandi yang menggabungkan kata-kata umum atau populer dengan angka, tahun, atau karakter acak, seperti "SanDiego123" atau "Rover2020."
4. Reverse Brute-Forcing
Serangan reverse brute-force melihat penyerang memulai proses dengan kata sandi yang diketahui, yang biasanya ditemukan melalui pelanggaran jaringan. Mereka menggunakan kata sandi itu untuk mencari kredensial masuk yang cocok menggunakan daftar jutaan nama pengguna. Penyerang juga dapat menggunakan kata sandi lemah yang umum digunakan, seperti "Password123," untuk mencari kecocokan melalui database nama pengguna.
5. Credential Stuffing
Credential Stuffing memangsa etiket kata sandi pengguna yang lemah. Penyerang mengumpulkan kombinasi nama pengguna dan kata sandi yang telah mereka curi, yang kemudian mereka uji di situs web lain untuk melihat apakah mereka dapat memperoleh akses ke akun pengguna tambahan. Pendekatan ini berhasil jika orang menggunakan kombinasi nama pengguna dan kata sandi yang sama atau menggunakan kembali kata sandi untuk berbagai akun dan profil media sosial.
Cara Mencegah Terjadinya Ancaman Brute-Forcing
Individu dan organisasi dapat menggunakan beberapa taktik untuk melindungi diri mereka dari kerentanan yang diketahui seperti Remote Desktop Protocol (RDP). Kriptanalisis, studi tentang sandi dan kriptografi, juga dapat membantu organisasi memperkuat pertahanan keamanan mereka dan menjaga informasi rahasia mereka dari serangan brute force.
1. Menggunakan Kata Sandi Yang Lebih Kuat
Cara terbaik untuk mempertahankan diri dari serangan brute force yang menargetkan kata sandi adalah dengan membuat kata sandi sekuat mungkin untuk diretas. End-user memiliki peran penting dalam melindungi data mereka dan organisasi mereka dengan menggunakan kata sandi yang lebih kuat dan mengikuti praktik terbaik kata sandi yang ketat. Ini akan mempersulit dan menghabiskan waktu bagi penyerang untuk menebak kata sandi mereka, yang dapat menyebabkan mereka menyerah.
2. Memproteksi Kata Sandi Pengguna
Tidak ada gunanya pengguna mengikuti praktik terbaik kata sandi yang kuat jika organisasi mereka tidak mampu melindungi data mereka dari serangan brute force. Tanggung jawab juga ada pada organisasi untuk melindungi penggunanya dan meningkatkan keamanan jaringan melalui taktik seperti:
-> Menggunakan enkripsi tingkat tinggi
-> Memperkuat Hash
-> Menggunakan 2FA atau MFA
-> Membatasi Percobaan Login
-> Menggunakan CAPTCHA
-> Menggunakan Blacklist IP
-> Membuang Akun Yang Tidak Digunakan
3. Memberikan Dukungan Keamanan dan Kata Sandi Berkelanjutan
Selain User Awareness dan keamanan TI yang solid, bisnis harus memastikan bahwa sistem dan perangkat lunak selalu diperbarui dan memberikan dukungan berkelanjutan kepada karyawan.
-> Memberikan Edukasi Kata Sandi Yang Baik
-> Monitoring Jaringan Secara Realtime
4. Menggunakan Encryption Key
Enkripsi adalah taktik keamanan siber yang mengacak data sehingga muncul sebagai rangkaian karakter acak. Kunci enkripsi yang benar akan menguraikan data.
Kunci enkripsi 128-bit akan membutuhkan dua kekuatan 128 kombinasi untuk dipecahkan, yang tidak mungkin dilakukan oleh komputer yang paling kuat. Sebagian besar situs web dan browser web menggunakannya. Enkripsi 256-bit membuat perlindungan data menjadi lebih kuat, bahkan komputer canggih yang dapat memeriksa triliunan kombinasi setiap detik tidak akan pernah memecahkannya. Ini membuat enkripsi 256-bit benar-benar kebal terhadap serangan brute-force.
image sources from pexels
content sources from fortinet
Comments
Post a Comment