Lini hari ini, penghematan bahan bakar fosil sangat digalakkan. Hal ini disebabkan menurunnya kuantitas minyak bumi di seluruh bagian dunia. Segala jenis kendaraan ataupun alat diharapkan menggunakan energi alternatif demi mencegah berkurasnya pasokan minyak bumi. Namun, ada salah satu inovasi terbaru bagi suatu kendaraan agar mereka mampu memproduksi bahan bakar sendiri tanpa perlu bahan fosil. Yap, Kapal-kapal laut sedang dirancang sedemikian rupa agar mampu membuat bahan bakarnya sendiri menggunakan air laut. Iyaa, air laut! Tapi, kok bisa sih air laut dijadikan bahan bakar kapal? Yuk, kita simak bersama!
Mengenal Seawater Fuel
Ketika sudah membahas tentang energi, laut masih menyisakan sumber daya yang tak terkira jumlahnya. Menurut para peneliti, hal tersebut akan menjadi bermanfaat sebagai penyedia bahan bakar bagi kapal-kapal. Bahan bakar tersebut dinamakan Seawater Fuel. Seawater Fuel berperan sebagai penyedia energi bahan bakar alternatif bagi kapal yang mengarungi lautan. Air laut tentunya tidak akan cepat habis, apalagi ditambah dengan menurunnya suhu di kutub utara yang mengakibatkan es mencair. Dengan begitu, kita dapat memanfaatkan air laut menjadi bahan bakar alternatif. Tentunya agar dapat dijadikan bahan bakar, air laut harus melalui beberapa proses yang cukup rumit namun nyatanya simpel.
Bagaimana Caranya Memproduksi Seawater Fuel?
Ada serangkaian proses agar kapal dapat menghasilkan Seawater Fuel. Kapal dapat menerima air laut lalu mengkatalisnya hingga mendapatkan Seawater Fuel. Katalisatornya apa? Ini dia uniknya! Peneliti menggunakan katalisator berupa potassium-promoted molybdenum carbide catalyst. Katalisator ini digunakan untuk mengekstrak karbon dioksida dari air laut. Reaksi dari katalisator ini disebut sebagai reverse water-gas shift (Pergeseran Air-Gas Terbalik). Selanjutnya, karbon dioksida yang didapat dari air laut akan diubah lagi menjadi karbon monoksida. Setelah didapatkannya senyawa karbon monoksida, kapal mensintesiskan karbon monoksida tersebut menjadi senyawa hidrokarbon melalui serangkaian konsep sintesis Fischer-Tropsch. Wah, semuanya kembali lagi kepada hidrogen bukan?
Mengubah CO2 menjadi hidrokarbon membutuhkan dua reaksi. Pertama, CO2 diubah menjadi CO melalui reaksi pergeseran air-gas terbalik; misalnya, CO2 + H2 + katalis1 → CO + H2O. Selanjutnya, dengan menggunakan katalis kedua, CO yang dihasilkan dapat dihidrogenasi melalui proses Fischer-Tropsch menjadi hidrokarbon; misalnya, CO + (2n + 1)H2 + katalis2 → CnH2n+2 + H2O.
Bagaimana Seawater Fuel Akan Mengubah Dunia?
Bahan bakar yang setiap hari digunakan untuk menggerakkan ribuan kapal melintasi lautan dan samudera sangat mencemari lingkungan. Konversi CO2 menjadi bahan kimia dan bahan bakar akan menjadi nilai tambah yang signifikan untuk mengurangi efek gas rumah kaca yang dikeluarkan dalam jangka panjang.
Namun ada beberapa masalah yang perlu diperbaiki sebelum kita mencapai rute maritim yang lebih hijau. Pertama, konsentrasi karbon dioksida dalam air laut adalah sekitar 100 miligram per liter. Itu tidak banyak. Singkatnya, Anda perlu memproses hampir 45 juta meter kubik air untuk memberi daya pada kapal pesiar selama sekitar satu minggu. Dan semakin banyak air yang Anda proses, semakin banyak kehidupan laut yang Anda singkirkan dari rantai makanan, dengan hasil jangka panjang yang berpotensi menjadi bencana. Kedua, Anda masih melepaskan karbon ke udara di penghujung hari, meskipun itu karbon berbasis air. Anda dapat berargumen bahwa ini adalah jaring netral karena pada akhirnya akan kembali ke laut, tetapi jika Anda sama sekali sadar secara ekologis, Anda tahu bahwa hal ini ibaratkan lereng yang licin.
image sources from unsplash and istock
content sources from honeypot, popularmechanics, and accessscience
Comments
Post a Comment